HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN KELUHAN NON AUDITORY EFFECT PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT. UNITEX BOGOR TAHUN 2018

Penulis

  • Anissatul Fathimah
  • Tasya Aquariza Ramadhani
  • Rubi Ginanjar

DOI:

https://doi.org/10.32832/pro.v1i2.1592

Abstrak

Kebisingan di tempat kerja umumnya berasal dari mesin kerja dan peralatan kerja, sehingga menimbulkan dampak pada pekerja seperti keluhan non auditory effect. Penduduk dunia 8-12% telah menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk dan diperkirakan angka itu terus meningkat (WHO, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan dengan keluhan non auditory effect pada pekerja bagian weaving PT. Unitex Bogor. Penelitian menggunakan metode
obsevasional analitik dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan jumlah sampel penelitian sebesar 75 responden. Instrumen ini menggunakan pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan alat sound level meter, dan pengumpulan data karakteristik dan keluhan non auditory dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebisingan (p-value=0,016) dan nilai OR sebesar 5,5566 dengan keluhan non auditory effect, dan tidak ada hubungan antara karakteristik individu (usia (p-value=0,522) dan nilai OR sebesar 1,750, masa kerja (p-value=0,256) dan nilai OR sebesar 0,280, lama pajanan (p-value=1,000) dan nilai OR sebesar 0,920, dengan keluhan non
auditory effect). Kesimpulannya adalah ada hubungan antara kebisingan dengan keluhan non auditory effect pada pekerja bagian weaving PT.Unitex Bogor. Diharapkan bahwa perusahaan akan melaksanakan pendidikan dan pelatihan mengenai kebisingan dan dampaknya pada pekerja.

Referensi

. Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

. Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan diKelompok Lanjut Usia. Jakarta: Depkes RI

. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No.5. 2018. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Jakarta

. Primadona, A. (2012). Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Penurunan Pendengaran Pada Pekerja di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Tahun 2012. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia

. Rachmawati, Ike Agustin. (2015). Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Dengan Keluhan Non Auditory Effect Di

Area Turbin dan Boiler Pembangkit. Skripsi. Jember: Universitas Jember

. Sedarmayanti dan Syarifudin. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju

. Sriwahyuni, M. Furqaan Naiem, Andi Wahyuni. (2014). Hubungan Kebisingan Dengan Keluhan Kesehatan Non Pendengaran Pada Pekerja Instalasi Laundry Rumah Sakit Kota Makassar. Makassar: Universitas Hasanudin

. Sudirman, M. Furqaan Naiem, Awaluddin. (2014). Keluhan Kesehatan Non Pendengaran Akibat Kebisingan Pada Pekerja Instalasi Gizi Rumah Sakit. Makassar: Universitas Hasanudin

. Yulianto, Ardian Risky. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Non Auditory Akibat Kebisingan Pada Musisi Rock. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.2, No.1, 1 11 (online).http://journals1.undip.ac.id/index.php/jkm (1Mei 2018)

Diterbitkan

2018-12-01

Terbitan

Bagian

Artikel