Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Akhlak Anak Jalanan di Sanggar Senja Cibinong Bogor

Penulis

  • Nadilah Nur Amalina
  • Kamalludin
  • Hasan Basri Tanjung

DOI:

https://doi.org/10.32832/komunika.v8i1.10617

Abstrak

Salah satu faktor terpenting dalam menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan pada diri seseorang diusia muda adalah pembinaan akhlak, yang pada akhirnya bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berakhlak mulia. Pendidikan yang berkualitas untuk masa depan adalah milik semua anak jalanan. Secara alamiah, pembinaan akhlak sangat penting untuk mendukung upaya penanaman akhlak yang baik dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk menumbuhkan moral yang lebih baik pada anak jalanan dan peran rumah singgah dalam proses ini di Studio Senja di Cibinong, Bogor. Penelitian lapangan kualitatif (penelitian lapangan) digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini mengandalkan data primer dari guru dan pembina serta data pendukung sekunder berupa tulisan dan dokumentasi. Dokumentasi, wawancara, dan observasi adalah semua metode pengumpulan data. Reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi) merupakan metode analisis data yang digunakan. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa peranan rumah singgah dalam pembinaan akhlak anak jalanan khususnya penguatan agama, peningkatan keimanan, budaya, dan ketakwaan, serta penanaman nilai-nilai kebaikan melalui penggunaan berbagai metode, seperti metode cerita, metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode nasihat atau motivasi, dapat dikaitkan dengan penggunaan metode-metode tersebut. Metode keteladanan, disisi lain, adalah strategi pengembangan moral yang lebih sering digunakan. Hal ini dilakukan oleh para pengawas Sanggar Senja untuk memberikan contoh yang baik bagi anak jalanan dan mendorong mereka untuk mengikuti apa yang mereka lihat sehari-hari. Maka rumah singgah berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak jalanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa rumah singgah dapat menjadi model efektif untuk pendidikan moral bagi anak-anak yang kurang beruntung. Penelitian selanjutnya bisa mengeksplorasi efektivitas metode lain dalam pembinaan akhlak anak jalanan, seperti metode seni, olahraga, atau teknologi.

Referensi

Achmad, D. R., & Abdul, M. (2022). Peran rumah singgah dalam meningkatkan self-esteem anak jalanan: Literature review. 10(2).

Agus, H. M. (2020). Peningkatan iman dan moral anak melalui pembelajaran aqidah akhlak. 4(1).

Aminuddin. (2006). Membangun karakter dan kepribadian melalui pendidikan agama islam. Graha Ilmu.

Arifin, M. (2012). Filsafat pendidikan islam. Bumi Aksara.

Armita, P. (2018). Improving street children welfare with self esteem theory. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 15(4), 377–386.

Asmani, J. M. (2011). Buku panduan internalisasi pendidikan karakter di sekolah. Diva Press.

Firman, F. (2018). Pembinaan anak jalanan melalui rumah singgah di Sumatera Barat.

Hertanto, H. B., Radhiyastama, C., Pamungkas, L. A., Prasetyo, H., & Ibriza, B. (2019). Street children behavior in criminology perspective (study of salatiga city). Law Research Review Quarterly, 5(2), 255–278.

Jannah, M. (2019). Karakter religius yang diterapkan di SDTQ-t Annajah pondok pesantren. Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 4(1), 77–102.

Lestari, A. T. (2017). Pelaksanaan pendidikan karakter bagi anak jalanan. Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, (1).

Medistiara, Y. (2020). Survei KPAI di masa pandemi: Anak jalanan dan anak dilacurkan asih tinggi. Detik.Com. https://news.detik.com/berita/d-5269540/survei-kpai-di-masapandemi-anak-jalanan-dan-anak-dilacurkan-masih-tinggi

Muhaimin, G. A., & Rahman, A. N. (1996). Strategi belajar mengajar: Penerapan dalam pembelajaran pendidikan agama. Citra Media.

Mulyana, R. (2011). Mengartikulasikan pendidikan nilai. Alfabeta.

Mulyasa. (2005). Manajemen pendidikan karakter.

Nana Nuraini, Isnarmi. (2022). Wujud pembinaan moralitas terhadap anak asuh di rumah singgah Siti Khodijah. 5(1).

Qardhawi, Y. (2020). Islam jalan tengah: Menjauhi sikap berlebihan dalam beragam. Mizan Pustaka.

Rahmawati, V. A., & Sodikin. (2020). Hubungan interaksi sosial, kepercayaan diri dengan harga diri (self esteem) anak jalanan di kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, September.

Ridwan Asy-Syirabaany. (1997). Membentuk pribadi lebih islami (suatu kajian akhlaq). Intimedia Cipta Nusantara.

Sahlan, A. (2010). Mewujudkan budaya religius di sekolah. UIN Press Maliki.

Saputra, A. M. A., Tawil, M. R., Hartutik, H., Nazmi, R., La Abute, E., Husnita, L., ... & Haluti, F. (2023). Pendidikan karakter di era milenial: Membangun generasai unggul dengan nilai-nilai positif. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Sarosa, S. (2021). Analisis data penelitian kualitatif. PT Kanisius.

Sholihah, M., Maarif, M. A., & Romadhan, M. S. (2021). Konseling islam dengan dzikir tarekat qadiriyah naqsabandiyah: Mengatasi kegelisahan jiwa dan bathin. Al-Afkar, Journal for Islamic Studies, 4(2), 299–317.

Suci, D. T. (2017). Konsep diri anak jalanan. Schoulid: Indonesian Journal of School Counseling, 2(2), 14.

Sudirman (2012). Pilar-pilar islam menuju kesempurnaan sumber daya muslim. UIN Maliki Press.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kualitatif (untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif. Alfabet.

Ummu Ihsan & Abu Ihsan Al-Atsari. (2016). Mencetak generasi rabbani, mendidik buah hati menggapai ridha ilahi. Pustaka Imam Safi’i.

Umro, J. (2018). Al-Makrifat, 3(2), 153.

Yolanda, P. M. O., Mustar, S., Sari, D. P., Monicha, R. E., Qodri, A., & Pratama, S. A. (2023). Budaya religius serta implikasinya terhadap kebiasaan beribadah siswa. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora, 6(2), 425-434.

Zulfendri, L. A., Salmah, U., & Syahri, I. (2017). Health problems of street children in the Medan Amplas station. ICOSO.

Diterbitkan

2024-07-26

Cara Mengutip

Amalina, N. N., Kamalludin, & Tanjung, H. B. (2024). Peran Rumah Singgah dalam Pembinaan Akhlak Anak Jalanan di Sanggar Senja Cibinong Bogor. KOMUNIKA, 8(1), 39–53. https://doi.org/10.32832/komunika.v8i1.10617