TREND POLIGAMI DI MEDIA SOSIAL PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER
DOI:
https://doi.org/10.32832/mizan.v10i3.20358Abstrak
Praktik poligami zaman Rasulullah mengalami perubahan hingga era digital ini. Poligami yang awalnya privat, kini menjadi konsumsi publik. Poligami yang memiliki tanggung jawab sakral namun sekarang menjadi iming-iming syariah agama yang dikomersialkan oleh oknum tertentu. Dalam kajian ini, penulis menganalisis permasalahan terkait kampanye poligami bermentoring di media sosial dalam wacana pemikiran gender yang merugikan perempuan. Dalam kajian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan jenis kajian pustaka (library research). Pendekatan ini melalui berbagai media yaitu buku, jurnal, artikel dan referensi yang mendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kampanye poligami yang kian eksis hingga tahun 2022 ini mengakibatkan maraknya masyarakat Indonesia untuk berpoligami yang mengembalikan perempuan ke budaya patriarki ekstrem dan kekerasan berbasis gender. Sehingga makna implisit salah satu jargon di media social “untuk apa poligami, emang istri kepala dinas?” dapat dipahami secara kritis oleh masyarakat. Poligami sejatinya bukan untuk disalahgunakan yang faktanya menindas kaum hawa dan membedakan kelas antara manusia dengan manusia. Namun hal ini merupakan solusi darurat ranah privasi yang tidak untuk disebarluaskan agar tetap dapat menciptakan keharmonisan keluarga yang memuliakan perempuan dan bekerja sama dalam membangun peradaban negara yang berkemajuan.











