MODEL DINAMIS PENGELOLAAN AIR BERSIH TERPADU DI KOTA BOGOR

Penulis

  • Budi Susetyo
  • Gibtha Fitri Laxmi

DOI:

https://doi.org/10.32832/kreatif.v5i1.763

Abstrak

Millenium Development Goals (MDG’s) berisi rumusan tentang 8 tujuan, 18 target dan 48 indikator, di mana pada sasaran ke-7, target ke-10 berisi tentang rumusan “Air bersih dan sanitasi yang merupakan hak dasar manusia” sehingga pada KTT Bumi di Johanesburg pada tahun 2015 diharapkan dapat memenuhi target pelayanan air bersih menjadi 80%. Target pelayanan air bersih MDG’s ini oleh Pemerintah Indonesia yang telah disepakati oleh Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Peningkatan pelayanan air bersih yang aman (perpipaan dan non perpipaan) pada tahun 2015 di Indonesia mencapai 68,87% dengan sumber air terlindungi untuk daerah perkotaan sebesar 78,19% dan 61,60% di daerah pedesaan. Tahun 2020 mencapai 85% dan pada tahun 2025 pelayanan air bersih mencapai 100%. Laju pertumbuhan penduduk dan aktivitas perekonomian menimbulkan persoalan pencemaran lingkungan dan kelangkaan air bersih, khususnya di kota Bogor. Indikasi kelangkaan air bersih yang berkualitas ini terlihat dari data pemenuhan air bersih di Kota Bogor yang hingga saat ini baru mencapai 68% (target MDG's). Banyak faktor yang mempengaruhi angka pencapaian ini, di antaranya ketersediaan sumber air bersih, gangguan pencemaran air, kondisi sosio-ekonomi masyarakat, produksi air bersih, distribusi, aspek manajemen dan faktor kebijakan tentunya. Secara spesifik, model dinamis telah menggambarkan perilaku keterkaitannya dan bahkan dapat memproyeksikan kemampuan suplai dan kebutuhan masyarakat pada beberapa tahun mendatang. Prediksi perilaku model hubungan sebab akibat umpan balik subsistem penduduk dan peningkatan pelanggan dengan subsistem ketersediaan air bersih sampai dengan tahun 2025 menunjukkan bahwa akan terjadi krisis air bersih di Kota Bogor dengan pencapaian MDG’s baru sekitar 65% pada tahun 2016. Intervensi model dengan faktor perilaku penduduk terhadap air, diprediksikan dapat meningkatkan ketersediaan air bersih. Peningkatan perilaku hemat sebesar 25% per tahun, upaya peningkatan produksi melalui partnership dengan berbagai pihak (seperti perpipaan swadaya dsb), upaya mengatasi kebocoran air PDAM yang saat ini dapat mencapai 20%).

Diterbitkan

2017-05-04

Cara Mengutip

Susetyo, B., & Laxmi, G. F. (2017). MODEL DINAMIS PENGELOLAAN AIR BERSIH TERPADU DI KOTA BOGOR. Krea-TIF: Jurnal Teknik Informatika, 5(1). https://doi.org/10.32832/kreatif.v5i1.763

Terbitan

Bagian

Articles