Penggunaan teknologi digital ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan untuk pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Kota Depok

Authors

  • Muhamad Azhar Alwahid
  • Didin Saepudin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Bahrum Subagiya Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Andri Andriansyah Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Andestend Universitas Ibn Khaldun Bogor

DOI:

https://doi.org/10.32832/itjmie.v5i1.16296

Keywords:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Ramah Otak, Teknologi Digital, Ramah Anak, Ramah Lingkungan

Abstract

This article aims to explain that brain-friendly, child-friendly and environment-friendly digital technology through interaction between teachers and students with comprehensive guidance can improve learning outcomes. With brain-friendly, child-friendly and environmentally-friendly technologies more channels of interaction between teachers and students are created so as to improve teaching and shape students' thinking patterns. In classroom learning teachers use WhatsApp, YouTube, Instagram, power points, google classroom, quizzes, Edmundo, google meet and zoom meeting. The learning approach used is the scientific approach (observing, questioning, gathering information, associating and communicating), so that learning becomes more interesting and students become more active. However, although digital technology can improve learning outcomes, it has not been able to achieve the main objectives of Islamic religious education, namely religiosity, faith, piety and noble character. In addition, brain-friendly, child-friendly and environmentally friendly technology has advantages but also has several weaknesses. The advantages of using brain-friendly, child-friendly and environmentally friendly technology are (1) making it easier for teachers and students to access knowledge; (2) there is no need to buy and stack books but teachers can access e-books (electronic books) from the internet which can be opened via a hand phone or laptop; (3) finding teaching materials and other needs becomes very easy; (4) communicating with others is so easy and fast; (5) making it easier for teachers to provide subject matter to students. Meanwhile, the disadvantages of using brain-friendly, child-friendly and environmentally friendly technology are as follows: (1) some students' thoughts have a tendency towards radical thinking; (2) the rise of plagiarism among students; (3) many students become lazy and tend to behave unruly and resist; (4) lazy to carry out worship, especially the five daily prayers; (5) making the main task as a side and spending time using the internet to find other information outside the tasks given by the teacher; (6) the emergence of arrogant behavior, namely the emergence of feelings from students feeling smarter than their teachers because students have more time to access various kinds of information that enter through the internet.

Abstrak

Artikel ini bertujuan menjelaskan bahwa teknologi digital ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan melalui interaksi antara guru dan siswa dengan bimbingan yang komprehensif dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Dengan teknologi ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan semakin banyak saluran interaksi antara guru dan siswa diciptakan sehingga dapat meningkatkan pengajaran dan membentuk pola berpikir siswa. Dalam pembelajaran di kelas guru menggunakan WhatsApp, Youtube, Instagram, Power poin, Google Classroom, Quizzes, Edmundo, Google Meet dan Zoom Meeting. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan), sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa menjadi lebih aktif. Namun demikian walaupun teknologi digital dapat meningkatkan hasil pembelajaran akan tetapi belum bisa mencapai tujuan pendidikan agama Islam yang utama yaitu religiusitas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Selain itu teknologi ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan memiliki kelebihan tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Kelebihan penggunaan teknologi ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan adalah (1) memudahkan guru dan siswa dalam mengakses ilmu pengetahuan; (2) tidak perlu banyak membeli dan menumpuk buku tetapi guru dapat mengakses e-book (buku elektronik) dari internet yang dapat dibuka melalui handphone atau laptop; (3) mencari bahan ajar dan kebutuhan lain menjadi sangat mudah; (4) berkomunikasi dengan orang lain begitu mudah dan cepat; (5) memudahkan guru dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa. Sedangkan kelemahan penggunaan teknologi ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan adalah sebagai berikut: (1) beberapa pemikiran siswa memiliki kecenderungan pada pemikiran radikal; (2) maraknya plagiarisme di kalangan para siswa; (3) banyak siswa menjadi malas dan cenderung berperilaku sulit diatur dan melawan; (4) malas melaksanakan ibadah terutama shalat lima waktu; (5) menjadikan tugas pokok sebagai sampingan dan menghabiskan waktu menggunakan internet untuk mencari informasi lain di luar tugas yang diberikan guru; (6) timbulnya tabiat sombong yaitu timbulnya perasaan dari siswa merasa lebih pintar dari gurunya karena siswa lebih banyak waktu untuk mengakses berbagai macam informasi yang masuk lewat internet.

References

A, Beschorner, B, Hutchison, & Schmidt-Crawford, D, (2012). 'Exploring the Use of the iPad for Literacy Learning', Reading Teacher, vol. 66, no. 1, pp. 15-23. Available from: 10.1002/TRTR.01090

Abidin , Z. (2019). dalam http// www. Kompasiana.com//..lima karakteristik guru abad 21 yang efektif, diunduh 21 juni 2019.

Asmani, J. M. (2011). 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), Jogjakarta: Diva Press.

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Referensi Anggota Ikapi, 2012.

B. Johnson, E. (2010). CTL Contextual Teaching Learning, terjemahan Bandung: Penerbit Kaifa.

Bali, M. (2016). "Digital Skills and Digital Literacy." Literacy Today (2411-7862) 33, no. 4 (January: 24-25. Literary Reference Center, EBSCOhost. 2016.

Bernadette, D. (2016) "Engaging All Students in Internet Research and Inquiry." Reading Teacher, vol. 69, no. 4, Jan/Feb2016, pp. 383-389. EBSCOhost, search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=lfh&AN=112066318&site=lrc-live

Calvin, R, (2011). "Holistic Publishing 101." Publishers Weekly 258, no. 34: 23-24. Literary Reference Center, EBSCOhost (accessed January 28, 2018.

Daryanto, (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta: PT. Gava Media.

Diat Prasojo, L. dan Riyanto, (2011). Teknologi Informasi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hadi Sutopo, A. (2012) Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasil wawancara dengan Ibu Masidah, guru SMAN 1 Depok, pada tanggal 20 Januari 2019.

Imhonopi, D, dkk. (2017) "An Appraisal Of Information And Communication Technologies As New Media Tools For Language Teaching And Learning In Tertiary Institutions In Nigeria. " Ife Psychologia 25, no.1: 185-209, https://search. proquest.com/docview/1926479463?accountid=25704.

J, Mantei & Kervin, L, (2017). 'Using Short Films in the Classroom as a Stimulus for Digital Text Creation', Reading Teacher, vol. 70, no. 4, pp. 485-489. Available from: 10.1002/trtr.1526.

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 2 No. 2 tahun 2014, Website: http://keguruan.umm.ac.id, diakses tanggal 13 Oktober 2019.

Katia, C. (2018) "Implementing a Digital Reading and Writing Workshop Model for Content Literacy Instruction in an Urban Elementary (K-8) School." Reading Teacher 70, no. 3 (November 2016): 295-306. Literary Reference Center, EBSCOhost (accessed January 28, 2018).

Kurniasih, Imas, Berlin, Sani, (2014). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, Jakarta: Kata Pena.

M Fitriawan, ST, MT. (2014). Program Andalan Kota Depok, Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok.

M, Heo, (2009) Digital storytelling: An empirical study of the impact of digital storytelling on pre-service teachers' self-efficacy and dispositions towards educational technology. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia, 18 (4), 405-428. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/194003047?accountid=25704, 2009.

Masidah, Yudana, A. & Basri, H. (2019). Guru SMAN Kota Depok, pada tanggal 20 Januari 2019.

Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Media Group.

Munadi, Y. (2011). Media Pembelajaran, Sebuah pendekatan baru, Jakarta: Gaung Persada Press.

N, Lenstra (2017). The community-based information infrastructure of older adult digital learning. Nordicom Review, 38, 65-77. http://dx.doi.org/10.1515/nor-2017-040,

Nasution, (1982). Teknologi Pendidikan, Bandung: Jemmars.

Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru, Jakarta: PT. Logos, 2000

Prawiradilaga, D. S. (2013), dkk, Mozaik teknologi Pendidikan E-Learning, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Pristinella, D. (2018). Mempersiapkan Generasi Milenial Ala Psikologi, (Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara, 2018), hlm. 142.

Roffiq, A, dkk. (2019). Institute for Managing and Publishing Scientific Journals STKIP Singkawang, JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia) Vol.2 No.2, Tahun 2017.

Rosita & Leonard, (2015). Meningkatkan Kerja sama siswa melalui pembelajaran, Jakarta: e-Journal Universitas Indraprasta PGRI.

Rulli, N. (2014) Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

S, Tiatri, Jap, T. (2015). Preliminary investigation on the effectiveness of a thinking skill training in indonesia: "thinking skills training with digital technology". Journal of Psychological and Educational Research, 23(2), 41-53. Retrieved from https://search.proquest.com/docview/1738792216?accountid=25704.

S. Musianto, L. (2000). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

S. Sadiman, A. dkk. (1986). Media Pendidikan, Pengertian, pengembangan dan pemanfatanya, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siswi Inrasti, N. dkk, (2006). Panduan Praktis Pengelolaan lingkungan Industri Plywood, Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Thoha Hamim , C. (2000). Demokratisasi Dalam pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2000.

Tohirin, (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.

Tracy L, Coskie, and M. Michelle Hornof. (2013). "E-BEST Principles: Infusing Technology Into the Writing Workshop." Reading Teacher 67, no. 1: 54-58. Literary Reference Center, EBSCOhost (accessed January 28).

Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang: Pengelolaan Lingkungan Hidup https://www.ekowisata.org/uploads/UU_23_1997.pdf, diakses 12 oktober 2019.

Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak, rifrohmansocialworker.blogspot.com/2011/02/undang-undang-republik-indonesia-nomor_3072.html, diakses tanggal 12 oktober 2019.

Vera, N. (2019). optimalisasi peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini3-5 tahun melalui kegiatan parenting. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2014, http://repository.upi.edu.

W. Creswell, J. (2010), Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, (Terj. ), (Yogyakarta: Pustaka pelajar).

Zainiyati, H. S. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT, Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kencana.

Downloads

Published

2024-02-28

How to Cite

Alwahid, M. A., Saepudin, D., Subagiya, B., Andriansyah, A., & Andestend. (2024). Penggunaan teknologi digital ramah otak, ramah anak dan ramah lingkungan untuk pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Kota Depok . Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education, 5(1), 25–42. https://doi.org/10.32832/itjmie.v5i1.16296

Issue

Section

Articles