Problematika dakwah dan pendidikan pada masyarakat pedalaman Tau Taa Wana Morowali Utara

Authors

  • Agusman STID Mohammad Natsir
  • Zamakhsyari Abdul Majid Universitas Islam As-Syafi'iyah
  • Abdul Hamid Universitas Islam As-Syafi'iyah
  • Muhammad Hanif STID Mohammad Natsir

DOI:

https://doi.org/10.32832/tawazun.v16i2.14472

Keywords:

Infrastruktur dan Aksesibilitas, Masyarakat Pedalaman, Tantangan Dakwah dan Pendidikan

Abstract

The Tau Taa Wana inland community in North Morowali is an ethnic minority group living in remote and isolated areas of Indonesia. They have strong traditional cultures and beliefs, but also face challenges in accessing education and accepting wider religious proselytizing. Limited accessibility, lack of resources, and lack of educational and communication infrastructure are factors that influence the process of da'wah and education in this region. The purpose of this study is to understand the challenges faced in delivering religious da'wah and providing education to the rural communities of Tau Taa Wana. The scope of research includes an analysis of social, economic, cultural, and infrastructural factors affecting da'wah and education in the region. This study used a qualitative approach by conducting in-depth interviews and participatory observations with rural preachers. The data obtained were analyzed descriptively and interpretively to gain a comprehensive understanding of da'wah and education issues. The results of this study show that da'wah and education in the rural communities of Tau Taa Wana face various challenges. Limited infrastructure, long distances, and lack of access to educational resources are the main obstacles in providing formal education. Da'wah and education in the rural communities of North Tau Taa Wana Morowali face serious challenges that affect their efforts to improve religious knowledge and access to formal education. To overcome this problem, comprehensive efforts are needed, including improving educational infrastructure, training qualified religious teachers, and developing curricula that take into account the cultural context of rural communities. In addition, collaboration with government, educational institutions, and community organizations needs to be improved.

Abstrak

Masyarakat pedalaman Tau Taa Wana di Morowali Utara adalah kelompok etnis minoritas yang hidup di daerah terpencil dan terisolasi di Indonesia. Mereka memiliki budaya dan kepercayaan tradisional yang kuat, namun juga menghadapi tantangan dalam mengakses pendidikan dan menerima dakwah agama yang lebih luas. Keterbatasan aksesibilitas, kurangnya sumber daya, dan minimnya infrastruktur pendidikan dan komunikasi menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dakwah dan pendidikan di wilayah ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam menyampaikan dakwah agama dan memberikan pendidikan kepada masyarakat pedalaman Tau Taa Wana. Ruang lingkup penelitian meliputi analisis terhadap faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, dan infrastruktur yang mempengaruhi dakwah dan pendidikan di wilayah ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi partisipatif dengan para da’i pedalaman. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan interpretatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan dakwah dan pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dakwah dan pendidikan di masyarakat pedalaman Tau Taa Wana menghadapi berbagai tantangan. Keterbatasan infrastruktur, jarak yang jauh, dan minimnya akses terhadap sumber daya pendidikan menjadi hambatan utama dalam memberikan pendidikan formal. Dakwah dan pendidikan di masyarakat pedalaman Tau Taa Wana Morowali Utara menghadapi tantangan serius yang mempengaruhi upaya mereka untuk meningkatkan pengetahuan agama dan akses pendidikan formal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang komprehensif, termasuk peningkatan infrastruktur pendidikan, pelatihan tenaga pengajar agama yang berkualifikasi, dan pengembangan kurikulum yang memperhatikan konteks budaya masyarakat pedalaman. Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat perlu ditingkatkan.

References

Abdullah, M. (2014). Da’i Pribumi: Membangun Karakter, Menyejukkan Umat. Jakarta: Gema Insani Press.

Ari Ganjar Herdiansah, R. (2016). Peran organisasi masyarakat (Ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam menopang pembangunan di Indonesia. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 1(1), 49–67.

Arikunto, S. (2018). Pengenalan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bosch, F. D. K. (2003). Animisme dan Dinamisme dalam Kebudayaan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dakwah Pedalaman, Program Dewan Dakwah Sejak 1967. (2022). Diambil dari 21 Nov 2022 website: https://www.laznasdewandakwah.or.id/article-detail/dakwah-pedalaman/1459

Dharmawan, A., & Prasetya, B. (2016). Pribumi Orang Rimba: Kajian Antropologi terhadap Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Dua Belas Jambi. Jakarta: Buku Kompas.

Hammersley, M., & Atkinson, P. (2007). Ethnography: Principles in Practice. Abingdon, UK: Routledge.

Himawan, H. (2015). Kerajaan dan Agama: Animisme, Hindu, Buddha, Islam. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Hisyam, M. (2015). HALAIK: AGAMA ORANG TAA VANA. Jurnal Masyarakat & Budaya, 17(2).

Humaedi, M. A. (2012). Ekspedisi Menuju Tuhan, Konsep Sehat dan Praktik Pengobatan Komunitas Adat Tau Taa Wana. Yogyakarta: Valia Pustaka.

Kartika, D. (2011). Animisme, Dinamisme, dan Kepercayaan Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Mayliza, & Adianto. (2019). Strategi Pemberdayaan Komunitasadat Terpencil (KAT) Suku Bonai. Jurnal Kebijakan Publik, 10(1), 41–46.

Moleong, L. J. (2018). Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhtadi, A. S., & Syafii, A. A. (2003). Metode Penelitian Dakwah. Bandung: Pustaka Setia.

Munir, R. (2003). Sentralisasi Dakwah: Antara Idealisme dan Realitas. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Mustika, S. (2012). Samanisme Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Mustofa, J., & Salahuddin, M. (2020). Quo Vadis Pondok Pesantren Di Era Undang-Undang Pesantren. 1(01), 1-17. IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies, 1(01), 1–17.

Muttaqien, M. K. (2020). Hikayat Dakwah dari Pedalaman Morowali. Diambil dari https://gontornews.com/hikayat-dakwah-pedalaman-morowali/

Nasir, S. (2018). Dakwah di Pedalaman: Menuju Pencerahan dan Kemandirian. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Patton, M. Q. (2015). Qualitative Research & Evaluation Methods: Integrating Theory and Practice. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Rahman, A. (2014). Pengembangan Pusat Dakwah Islam: Kiat dan Strategi Praktis. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Sejarah Suku Wana Di Sulawesi. (n.d.). Diambil dari http://suku-dunia.blogspot.com/2015/03/sejarah-suku-wana-di-sulawesi.html

Sugiatno. (2023). SEKAPUR SIRIH DI PENGHUJUNG RAMADHAN - 1 Swawal 1444 H. Diambil dari https://www.youtube.com/watch?v=nrCKrMEsyqE

Wahid, H. N. (2019). Dakwah Pedalaman: Mengatasi Tantangan dan Membangun Kemandirian. Surabaya: Pustaka Tarbiyah.

Yakub, A. (2017). Dakwah Pedalaman: Perjalanan Menuju Masyarakat yang Berkemajuan. Yogyakarta: Diva Press.

Downloads

Published

2023-08-26

How to Cite

Agusman, Majid, Z. A., Hamid, A., & Hanif, M. (2023). Problematika dakwah dan pendidikan pada masyarakat pedalaman Tau Taa Wana Morowali Utara . Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 16(2), 245–272. https://doi.org/10.32832/tawazun.v16i2.14472

Issue

Section

Artikel