Aktivisme moderasi beragama dalam menangkal radikalisme di Sekolah Menengah Atas kota Medan

Studi etnografi SMA Swasta Sultan Iskandar Muda

Authors

  • Zainal Arifin 1Universitas Dharmawangsa, Medan
  • Muhammad Aqso 1Universitas Dharmawangsa, Medan
  • Firmansyah Universitas Medan Area

DOI:

https://doi.org/10.32832/tawazun.v16i3.15419

Keywords:

Moderation, Radicalism, School, Moderasi, Radikalisme, Sekolah

Abstract

This research examines the approach to preventing radicalism in a private high school in Medan City, specifically focusing on developing and instilling the values of religious moderation. The research results show that this approach creates an educational environment that is safe, inclusive, and supports positive student development. This is reflected in student behavior that is not extreme, the values of tolerance that respect differences, honesty in interacting with others, and an understanding of pluralism that promotes cultural and religious diversity. To achieve this goal, schools use a variety of strategies, including balanced curriculum development, teaching staff training, monitoring learning content, open discussions, extracurricular programs, and partnerships with religious communities. The school also takes a proactive approach by involving various parties, carrying out continuous evaluations, and maintaining curriculum neutrality. Overall, this research highlights the importance of moderation values in preventing radicalism among students.

Abstrak

Penelitian ini mengkaji pendekatan pencegahan radikalisme di sebuah sekolah SMA Swasta di Kota Medan, khususnya fokus pada pengembangan dan penanaman nilai-nilai moderasi agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan positif siswa. Hal ini tercermin dalam perilaku siswa yang tidak ekstrem, nilai-nilai toleransi yang menghargai perbedaan, kejujuran dalam berinteraksi dengan sesama, dan pemahaman tentang pluralisme yang mempromosikan keragaman budaya dan agama. Untuk mencapai tujuan ini, sekolah menggunakan berbagai strategi, termasuk pengembangan kurikulum seimbang, pelatihan staf pengajar, pemantauan konten pembelajaran, diskusi terbuka, program ekstrakurikuler, dan kemitraan dengan komunitas agama. Sekolah juga mengambil pendekatan proaktif dengan melibatkan berbagai pihak, melakukan evaluasi kontinu, dan menjaga netralitas kurikulum. Keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya nilai-nilai moderasi dalam mencegah radikalisme di kalangan pelajar.

References

Alagha, J. (2015), Moderation and the Performing Arts in Contemporary Muslim Societies” The American Journal of Islamic Social Sciences, 32 (3): 44-68.

Aly, A. (2011), Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren; Telaah terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aly, H. N., Abdullah, S., Chamami, M. R., Fihris, Yahiji, K., Supiah, Damopolii, M., Ainiyah, N., & Ritonga, A. R. (2023). Reviewing the Colonial Period Islamic Education System in Indonesia: What is Still Relevant to Continue. Journal of Namibian Studies, 33, 671–687. https://doi.org/10.59670/jns.v33i.531

Ary, D., Jacobs, L., Sorensen, C., & Razavieh, A. (2010). Introduction to Research in Education 8 th edition. Wardswoth Cengage Learning. Canada: Nelson Education Ltd.

al-Baqi, M. F. ‘A. (1981), Mu‘jam al-Mufahraz li Alfaz Alquran al-Karim, Beirut: Dar al-Fikr.

Cambridge University (2008), Cambridge Advanced Leraners Dictionary, Singapore: Cambridge University Press.

Creswell, J. W. (2012). Educational research. pearson.

Dalimunthe, M.A., Pallathadka, H., Muda, I., Manoharmayum, D,D., Shah, A,H., Prodanova, N,A., Mamarajabov, M, E., & Singer, N. (2023). Challenges of Islamic Education in the New Era of Information and Communication Technologies. HTS Theological Studies. 79(1), 1-6. [Available Online at https://doi.org/10.4102/hts.v79i1.8608 ]

Desnelita, Y., Susanti, W., Rizal, F., & Ritonga, A. R. (2023). The Implementation of Collaborative Project Based Learning Model with Inquiry Process using E-Learning in Higher Education. Educational Administration Theory and Practice, 29(1), 90–101.

Indainanto, Y.I., Dalimunthe, M.A., Sazali, H., Rubino., & Kholil, S. (2023). Islamic Communication in Voicing Religious Moderation as an Effort to Prevent Conflicts of Differences in Beliefs. Pharos Journal of Theology. Volume 104 Issue 4 - (2023).[https://doi.org/10.46222/pharosjot.104.415 ]

Kemdikbud. (2011). Pedoman pelaksanaan pendidikan karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kementerian Agama RI, (2009). Moderasi Beragama, Jakarta: Kementerian Agama RI

Kementerian Agama RI Balitbang & Diklat, (2009). Modul Moderasi Beragama: Bagi Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pengurus Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), Jakarta: Puslitbang Bimas Agama dan layanan Keagamaan.

Oliver P., Marwell G. (1992). “Mobilizing Technologies For Collective Action”. dipublikasikan dalam conference volume Frontiers of Social Movement Theory.

Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedia Alquran: Tafsir Sosial berdasarkan Konsep-konsep Kunci, Jakarta: Paramadina.

Shihab, M. Q. (2019). Wasathiyyah: Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama. (Tangerang Selatan: Lentera Hati.

Shihab, M. Q. (1996). Wawasan Alquran, Bandung: Mizan.

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Downloads

Published

2023-11-15

How to Cite

Arifin, Z., Aqso, M., & Firmansyah. (2023). Aktivisme moderasi beragama dalam menangkal radikalisme di Sekolah Menengah Atas kota Medan: Studi etnografi SMA Swasta Sultan Iskandar Muda. Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 16(3), 471–486. https://doi.org/10.32832/tawazun.v16i3.15419

Issue

Section

Artikel