Peran guru bimbingan konseling terhadap kenakalan siswa di SMA

Authors

  • Afirul Firman Syadani Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Imas Kania Rahman Universitas Ibn Khaldun Bogor
  • Nesia Andriana Universitas Ibn Khaldun Bogor

DOI:

https://doi.org/10.32832/tawazun.v18i2.21130

Keywords:

Kenakalan Remaja, Bimbingan Konseling, Peran Guru

Abstract

Juvenile delinquency is behavior that goes against accepted social norms. The inability of adolescents to navigate physical and psychological development leads to behavior that contradicts these standards. Therefore, additional supervision is needed from parents, schools, and the community as a whole to prevent adolescents from easily falling into juvenile crime. The purpose of this study was to determine the facts regarding the state of juvenile delinquency at SMA Negeri 2 Tambun, Bekasi Regency. Furthermore, it was necessary to study the tactics and efforts used by teachers to address juvenile delinquency within the school environment. The method used in this study was a qualitative approach. According to information from various teachers and previous research findings, SMA Negeri 2 Tambun can effectively address juvenile delinquency. However, the parties still need to exercise greater oversight, as the school often lacks clarity about which children are violating the rules. Furthermore, several students reported that they frequently discuss school issues with their guidance counselors, such as learning challenges or the next level they will achieve. This effort aims to reduce inappropriate behavior at school and at home.

Abstrak

Perilaku kenakalan remaja adalah salah satu yang bertentangan dengan adat istiadat sosial yang diterima. Ketidakmampuan remaja melewati pertumbuhan fisik dan psikis inilah yang menyebabkan munculnya perilaku yang bertentangan dengan standar tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan tambahan dari orang tua, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan, agar remaja tidak dapat terjebak dengan cukup mudah ke dalam kejahatan remaja. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan fakta mengenai bagaimana kondisi kenakalan remaja yang ada di SMA Negeri 2 Tambun Kabupaten Bekasi. Selain itu, perlu dipelajari tentang taktik serta upaya yang digunakan oleh para pengajar dalam menghadapi kegiatan kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan pendekatan kualitatif. Menurut informasi dari berbagai pengajar dan temuan penelitian sebelumnya, SMA Negeri 2 Tambun dapat secara efektif mengatasi kenakalan remaja. Namun, para pihak masih perlu melakukan kontrol yang lebih, karena sekolah sering kali tidak begitu jelas anak mana yang melanggar peraturan. Selain itu, sejumlah informasi dari siswa menyatakan bahwa mereka sering mendiskusikan masalah di sekolah dengan guru bimbingan konseling, seperti tantangan belajar atau tingkatan yang akan dicapai selanjutnya, upaya tersebut guna mengurangi perilaku yang tidak baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.

References

Arifin, S., Huda, M., & Mufida, N. H. (2023). Developing akhlak karimah values through integrative learning model in madrasah. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 41–54. https://doi.org/10.15575/jpi.v0i0.24443

Darmalaksana, W. (2020). Metode penelitian kualitatif: Studi pustaka dan studi lapangan. Pre-Print Digital Library, 1–6.

Harits, A. (2021). Metode pendidikan akhlak Imam al-Ghazali (studi analisis kitab). [Artikel/skripsi tidak dipublikasikan].

Kurniawan, I. (2008). Mutiara “Ihya Ulumuddin”: Ringkasan Mukhtasyar Ihya Ulumuddin. [Buku].

Nasution, M. A. S. P. I. (2017). Model pendidikan akhlak di MTs. Al-Wasliyah 63 Punggulan Air Joman Kabupaten Asahan. [Artikel/skripsi tidak dipublikasikan].

Rizki, S. (2021). Akhlak menurut al-Ghazali (1059 M–1111 M) dan Ibnu Miskawaih (932 M–1030 M). Retrieved from http://repository.uinsuska.ac.id/53394/1/Gabungan%20Kecuali%20Bab%20IV.pdf

Rohayati, E. (2019). Pemikiran al-Ghazali tentang pendidikan akhlak. [Artikel/skripsi tidak dipublikasikan].

Rosyidah, E., Moral, P., & Siswa, A. (2019). Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak peserta didik di TPQ Al-Azam Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1).

Sirojuddin, M. N. (2023). Optimalisasi pembelajaran program “Sekolah Sak Ngajine” dalam meningkatkan ilmu agama Islam di UPT SD Negeri Bendorejo 01. [Artikel tidak dipublikasikan].

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, R. A. (2022). Al-Qur’an sebagai sumber pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 20(2), 93–104.

Vera, M. F. M. Y. F. S. (2021). Akhlak menuntut ilmu menurut hadis serta pengaruh zaman terhadap akhlak para peserta didik. Jurnal Riset Agama, 1(3), 600–611. https://doi.org/10.15575/jra.v1i3.15375

Wanto, A. H. (2018). Strategi pemerintah Kota Malang dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis konsep smart city. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 2(1), 39–43. https://doi.org/10.26740/jpsi.v2n1.p39-43

Wardati, A. R. (2019). Konsep pendidikan akhlak anak usia sekolah dasar menurut Ibnu Miskawaih (Telaah Kitab Tahdzib al-Akhlaq). Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 64–77.

Downloads

Published

2025-08-31

How to Cite

Syadani, A. F., Rahman, I. K., & Andriana, N. (2025). Peran guru bimbingan konseling terhadap kenakalan siswa di SMA . Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 18(2), 363–370. https://doi.org/10.32832/tawazun.v18i2.21130

Issue

Section

Artikel

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>